Ronaldo Tak Perlu Dilatih Lagi, Mourinho Ungkap 2 Cara untuk Munculkan Bakat Monsternya
Di bawah asuhan Jose Mourinho, Cristiano Ronaldo mencapai periode tersuburnya sebagai pemburu gol.
Mereka berkolaborasi di Real Madrid pada 2010-2013.
Selama tiga musim, sang superstar Portugal menggelontorkan 168 gol dalam 164 pertandingan di Madrid.
Jumlah tersebut merupakan rekor gol terbanyak Ronaldo untuk seorang pelatih sepanjang kariernya.
Catatannya lengkap dengan ukiran 49 assist dan 19 kali hattrick.
Kerja sama Mou-Ronaldo di Madrid menghadirkan tiga gelar.
Melihat data-data itu, wapabila Mourinho sangat kredibel buat mengungkapkan cara memaksimalkan potensi CR7.
Dalam interviu di kanal FIVE milik legenda Man United, Rio Ferdinand, pelatih kawakan yang baru saja dipecat AS Roma itu mengungkap Ronaldo sebagai salah satu figur paling spesial yang pernah dia latih.
Karena talenta hebat si pemain, Mou tak perlu repot-repot lagi mengajari atau memberinya instruksi ini-itu.
Dia hanya perlu memberikan dua hal yang bisa mengakomodasi semua kemampuan super Ronaldo. "Anda tidak melatihnya. Saya tak perlu mengajarinya banyak hal," kata Mourinho. "Motivasi, Anda tak perlu memberikan itu kepadanya." "Ambisi, rasa tanggung jawab, Anda tak perlu memberikannya." "(Kemampuan) Teknik, Anda tak perlu memberinya." "Anda hanya perlu memberinya beberapa penyesuaian taktik dan biarkan anak itu bahagia." "Ini tentang menjadi bahagia." "Tentang menciptakan lingkungan yang sesuai sudut pandang taktik, sesuai ide sepak bola di mana si pemain dapat menunjukkan yang terbaik dari dirinya," imbuh Mou.
Di bawah asuhan The Special One, Ronaldo mengalami transisi peran di lapangan. Dari seorang winger eksplosif di Man United, pria 39 tahun yang kini membela Al Nassr berubah jadi monster gol yang buas ketika diplot sebagai penyerang. Pada musim pertama dipoles Mou (2010-2011), Ronaldo untuk kali pertama dalam kariernya menembus plafon 50 gol semusim. Koleksi tepatnya kala itu adalah 53 gol dari 54 pertandingan. Sejak saat itulah standar produktivitasnya menggila. Ronaldo berturut-turut menyelesaikan musim dengan 60 gol (2011-2012) dan 55 gol (2012-2013) di bawah asuhan Mourinho. Walau sempat pula naik-turun, standar ketajaman ini dia pertahankan, bahkan sampai usianya menuju kepala empat. "Saya pikir di Madrid, dia mengalami sedikit transisi karena untuk kalian (Man United), dia adalah seorang winger," kata Mou kepada Ferdinand. "Winger kanan, kiri, bermain melebar, menggiring bola, menyerang, mengalahkan lawan...Di Madrid, dia lebih menjadi seorang pencetak gol," ucapnya. Relasi Mou dan CR7 sebagai pelatih dan pemain terputus ketika The Special One dan Real Madrid mengakhiri kerja sama pada 2013. Kepergian Mourinho diiringi isu adanya keretakan hubungan dengan beberapa pemain bintang. Nama Ronaldo ikut terseret. Di sisi lain, talenta spesialnya justru dituding memiliki efek buruk terhadap relasi mereka. "Mungkin dia berpikir bahwa dia tahu segalanya dan pelatih tak dapat meningkatkan kemampuannya lagi," tutur Mourinho.
PRIA4D
Dia hanya perlu memberikan dua hal yang bisa mengakomodasi semua kemampuan super Ronaldo. "Anda tidak melatihnya. Saya tak perlu mengajarinya banyak hal," kata Mourinho. "Motivasi, Anda tak perlu memberikan itu kepadanya." "Ambisi, rasa tanggung jawab, Anda tak perlu memberikannya." "(Kemampuan) Teknik, Anda tak perlu memberinya." "Anda hanya perlu memberinya beberapa penyesuaian taktik dan biarkan anak itu bahagia." "Ini tentang menjadi bahagia." "Tentang menciptakan lingkungan yang sesuai sudut pandang taktik, sesuai ide sepak bola di mana si pemain dapat menunjukkan yang terbaik dari dirinya," imbuh Mou.
Di bawah asuhan The Special One, Ronaldo mengalami transisi peran di lapangan. Dari seorang winger eksplosif di Man United, pria 39 tahun yang kini membela Al Nassr berubah jadi monster gol yang buas ketika diplot sebagai penyerang. Pada musim pertama dipoles Mou (2010-2011), Ronaldo untuk kali pertama dalam kariernya menembus plafon 50 gol semusim. Koleksi tepatnya kala itu adalah 53 gol dari 54 pertandingan. Sejak saat itulah standar produktivitasnya menggila. Ronaldo berturut-turut menyelesaikan musim dengan 60 gol (2011-2012) dan 55 gol (2012-2013) di bawah asuhan Mourinho. Walau sempat pula naik-turun, standar ketajaman ini dia pertahankan, bahkan sampai usianya menuju kepala empat. "Saya pikir di Madrid, dia mengalami sedikit transisi karena untuk kalian (Man United), dia adalah seorang winger," kata Mou kepada Ferdinand. "Winger kanan, kiri, bermain melebar, menggiring bola, menyerang, mengalahkan lawan...Di Madrid, dia lebih menjadi seorang pencetak gol," ucapnya. Relasi Mou dan CR7 sebagai pelatih dan pemain terputus ketika The Special One dan Real Madrid mengakhiri kerja sama pada 2013. Kepergian Mourinho diiringi isu adanya keretakan hubungan dengan beberapa pemain bintang. Nama Ronaldo ikut terseret. Di sisi lain, talenta spesialnya justru dituding memiliki efek buruk terhadap relasi mereka. "Mungkin dia berpikir bahwa dia tahu segalanya dan pelatih tak dapat meningkatkan kemampuannya lagi," tutur Mourinho.
PRIA4D
0 Komentar