Waspada Gelombang Laut Tinggi Hingga 6 Meter, Terutama di Perairan Selatan Nusa Tenggara
Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kembali menerbitkan peringatan dini gelombang tinggi yang berpotensi terjadi di beberapa perairan pada 14-15 Maret 2024. Tak terjadi setiap hari, kali ini perkiraan gelombang bisa menyundul ketinggian 4-6 meter.
“Berpeluang terjadi di Samudra Hindia Selatan Nusa Tenggara Barat-Nusa Tenggara Timur,” begitu bunyi keterangan resmi dari Biro Hukum dan Organisasi BMKG yang dikutip Tempo pada Kamis, 14 Maret 2024.
Pola angin di wilayah Indonesia bagian utara umumnya bergerak dari utara ke timur laut dengan kecepatan berkisar 10-20 knot. Di saat yang sama wilayah Indonesia bagian selatan terdampak bibit siklon 91S dan 94S di Samudra Hindia dengan kecepatan 10-35 knot.
Kecepatan angin tertinggi terpantau di Samudra Hindia Selatan Jawa Timur, NTB dan NTT, Laut Arafuru, Laut Flores, serta perairan Sumbawa-Selat Sape. Selain juga juga di perairan Kepulauan Sermata-Letti dan Kepulauan Babar-Tanimbar.
Pola angin tadi memicu peningkatan gelombang setinggi 1,25-2,5 meter di perairan utara Sabang, perairan barat Aceh-Kepulauan Mentawai, perairan Pulau Enggano-Bengkulu, Teluk Lampung bagian selatan, Samudra Hindia Barat Aceh-Bengkulu, Selat Sunda bagian utara, Laut Jawa, perairan utara Jawa Tengah-Jawa Timur, perairan Pulau Karimun Jawa dan Bawean, perairan utara Pulau Madura, hingga perairan Kepulauan Sapudi-Kepulauan Kangean.
Kondisi serupa juga berpeluang terjadi di Laut Bali, Laut Sumbawa, perairan utara Lombok-Sumbawa, Selat Lombok-Alas bagian utara, perairan utara Sumbawa, Selat Sape, Selat Sumba bagian timur, Selat Ombai, Laut Sawu, perairan utara Flores, Laut Flores, perairan Kepulauan Selayar, Laut Sulawesi, perairan Kepulauan Sangihe-Kepulauan Talaud, perairan Kepulauan Sitaro- Bitung, lalu perairan utara Kepulauan Sula,
Peringatan dini gelombang itu juga menyasar Laut Maluku, perairan Halmahera, Laut Halmahera, perairan utara Papua Barat-Papua, Samudra Pasifik Utara Halmahera-Papua, Laut Banda, perairan Kepulauan Sermata-Tanimbar, sampai perairan Kepulauan Kai dan Kepulauan Aru.
Untuk gelombang setinggi 2,5-4 meter berpeluang terjadi di perairan barat Lampung, Samudra Hindia Barat Lampung, Selat Sunda bagian barat dan selatan, perairan selatan Banten hinga Pulau Sumba. Kemudian juga di perairan Kupang ke Pulau Rote, Selat Bali-Lombok-Alas bagian selatan, Samudra Hindia Selatan Banten-Jawa Timur, Samudra Hindia Selatan Bali, serta Laut Arafuru.
Perahu nelayan yang sedang berlayar diimbau memperhatikan kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter. Kapal tongkang harus mewaspadai kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter.
Angin sekencang 21 knot ke atas, serta tinggi gelombang lebih 2,5 meter harus diperhatikan kapal feri. Adapun armada besar, seperti kapal kargo dan pesiar, harus memanctau kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4 meter.
“Dimohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area, yang berpeluang terjadi gelombang tinggi, agar tetap selalu waspada,” ujar tim BMKG dalam siaran resmi.
pria4d
PRIA4D
“Berpeluang terjadi di Samudra Hindia Selatan Nusa Tenggara Barat-Nusa Tenggara Timur,” begitu bunyi keterangan resmi dari Biro Hukum dan Organisasi BMKG yang dikutip Tempo pada Kamis, 14 Maret 2024.
Pola angin di wilayah Indonesia bagian utara umumnya bergerak dari utara ke timur laut dengan kecepatan berkisar 10-20 knot. Di saat yang sama wilayah Indonesia bagian selatan terdampak bibit siklon 91S dan 94S di Samudra Hindia dengan kecepatan 10-35 knot.
Kecepatan angin tertinggi terpantau di Samudra Hindia Selatan Jawa Timur, NTB dan NTT, Laut Arafuru, Laut Flores, serta perairan Sumbawa-Selat Sape. Selain juga juga di perairan Kepulauan Sermata-Letti dan Kepulauan Babar-Tanimbar.
Pola angin tadi memicu peningkatan gelombang setinggi 1,25-2,5 meter di perairan utara Sabang, perairan barat Aceh-Kepulauan Mentawai, perairan Pulau Enggano-Bengkulu, Teluk Lampung bagian selatan, Samudra Hindia Barat Aceh-Bengkulu, Selat Sunda bagian utara, Laut Jawa, perairan utara Jawa Tengah-Jawa Timur, perairan Pulau Karimun Jawa dan Bawean, perairan utara Pulau Madura, hingga perairan Kepulauan Sapudi-Kepulauan Kangean.
Kondisi serupa juga berpeluang terjadi di Laut Bali, Laut Sumbawa, perairan utara Lombok-Sumbawa, Selat Lombok-Alas bagian utara, perairan utara Sumbawa, Selat Sape, Selat Sumba bagian timur, Selat Ombai, Laut Sawu, perairan utara Flores, Laut Flores, perairan Kepulauan Selayar, Laut Sulawesi, perairan Kepulauan Sangihe-Kepulauan Talaud, perairan Kepulauan Sitaro- Bitung, lalu perairan utara Kepulauan Sula,
Peringatan dini gelombang itu juga menyasar Laut Maluku, perairan Halmahera, Laut Halmahera, perairan utara Papua Barat-Papua, Samudra Pasifik Utara Halmahera-Papua, Laut Banda, perairan Kepulauan Sermata-Tanimbar, sampai perairan Kepulauan Kai dan Kepulauan Aru.
Untuk gelombang setinggi 2,5-4 meter berpeluang terjadi di perairan barat Lampung, Samudra Hindia Barat Lampung, Selat Sunda bagian barat dan selatan, perairan selatan Banten hinga Pulau Sumba. Kemudian juga di perairan Kupang ke Pulau Rote, Selat Bali-Lombok-Alas bagian selatan, Samudra Hindia Selatan Banten-Jawa Timur, Samudra Hindia Selatan Bali, serta Laut Arafuru.
Perahu nelayan yang sedang berlayar diimbau memperhatikan kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter. Kapal tongkang harus mewaspadai kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter.
Angin sekencang 21 knot ke atas, serta tinggi gelombang lebih 2,5 meter harus diperhatikan kapal feri. Adapun armada besar, seperti kapal kargo dan pesiar, harus memanctau kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4 meter.
“Dimohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area, yang berpeluang terjadi gelombang tinggi, agar tetap selalu waspada,” ujar tim BMKG dalam siaran resmi.
pria4d
PRIA4D
0 Komentar