Sumenep -
Suara tahlil terdengar di rumah Siti Marwiyah (51) malam itu di Kecamatan Arjasa, Sumenep. Tahlil itu digelar untuk mendoakan almarhum Rafi'ie yang tak lain suami Marwiyah.
Di tengah lantunan doa, Marwiyah lalu mendatangi Ahwan (45) dan Mansur (31) yang juga turut hadir di acara tahlil. Marwiyah meminta untuk mencari pembunuh bayaran yang sanggup membunuh tetangganya, Bunabi (68).
Marwiyah menilai suaminya meninggal dunia karena disantet oleh Bunabi. Meski tak ada bukti jelas, namun hanya didasarkan pada keyakinan Marwiyah yang sudah terlanjur sakit hati.
"Carikan orang yang bisa membalaskan sakit hati saya dengan membunuh Bunabi yang telah menyantet suami saya," bisik Marwiyah kepada Ahwan saat itu.
Permintaan Marwiyah itu ternyata disanggupi Ahwan. Namun ia menyebut ongkosnya sekitar Rp 20 juta. Mendengar hal ini, Marwiyah keberatan, karena dinilai terlalu mahal. Marwiyah pun menawar.
"Saya kalau Rp 20 juta tidak punya, bagaimana kalau Rp 15 juta," tawar Marwiyah.
Mendengar hal ini, Ahwan dan Mansur menyetujui dan akan mencarikan. Marwiyah lalu berjanji akan memberikan uang Rp 15 juta. Uang akan diberikan Marwiyah jika eksekusi Bunabi sudah terlaksana.
Beberapa bulan setelah permintaan Marwiyah itu, Ahwan lantas mendatangi rumah Kailani (58). Dari situ, keduanya mengajak Kailani untuk membunuh Bunabi.
"Saudara kita Rafi'ie meninggal karena sakit keluar darah kena santet Bunabi, ayo minta tolong bunuh Bunabi," ajak Ahwan kepada Kailani.
Gayung bersambut, ajakan Ahwan diterima Kailani mentah-mentah. Sebab, Kailani juga mengaku benci dengan orang yang punya ilmu santet. Ahwan lalu menelepon Mansur bahwa Kailani menyanggupi untuk membunuh Bunabi.
Dalam percakapan itu, Ahwan juga meminta Mansur untuk membuat tongkat dari kayu asem dan kayu jati. Ahwan menyakini Bunabi merupakan orang sakti. Dan tongkat dari kayu asem dan jati nantinya akan dipukulkan kepada Bunabi.
PRIA4D
0 Komentar