Belajar dari Kecelakaan Tol Boyolali, Ini Peran Penumpang Biar Sopir Tak Ngantuk
Kecelakaan maut antara Isuzu Elf vs truk tronton terjadi di Tol Boyolali, Sabtu (13/7). Kabarnya, insiden yang menewaskan enam orang tersebut disebabkan sopir Isuzu Elf yang mengantuk. Lantas, apa peran penumpang untuk mencegah kondisi itu terjadi?
Director Training Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), Sony Susmana mengatakan, mengantuk merupakan 'musuh' pengemudi selama berada di jalan raya, terutama di jalan tol. Itulah mengapa, penumpang harus melakukan pengawasan.
"Kecelakaan rata-rata terjadi karena hal-hal yang tidak disengaja. Oleh karena itu, siapapun pengemudinya tetap butuh pengawasan, baik orang terdekat atau bahkan nggak dikenal," ujar Sony kepada detikOto.
"Kadang penumpang merasa driver yang sudah memiliki SIM pasti kompeten atau sehat secara fisik sehingga dianggap mampu. Pada kondisi-kondisi tertentu, kadang butuh teguran dan pengawasan dari penumpang. Sehingga hal-hal yang tidak diinginkan bisa dicegah," tambahnya.
Sony mengingatkan, penumpang jangan terbuai interior kendaraan yang nyaman dan bagus. Diberitakan dari Pria4d dalam sebuah media yang bernama newtruckmodels.com Mereka harus tetap memantau kondisi dan cara berkendara pengemudi. Ketika merasa ada yang tak beres, maka berilah teguran atau paksa untuk istirahat sejenak.
"Biasakan penumpang tidak mager atau merasa nyaman dengan suguhan interior yang apik sehingga mengabaikan peran driver. Tetap selalu lihat gesturnya, prilakunya, gerakan kendaraannya dan lain-lain. Jika nggak normal, tegur dan tanyakan. Kalau perlu, suruh berhenti untuk istirahat sebentar," ungkapnya. Lebih jauh, Sony mengingatkan, perjalanan jauh memang menguras energy dan pikiran. Selain letih, ngantuk kerap datang. Hal tersebut dipengaruhi kondisi pengemudi yang hanya duduk sepanjang hari. Sehingga darah dan oksigen tidak bersirkulasi dengan baik. "Untuk itu dibutuhkan istirahat. Metodenya bisa 15 menit, 30 menit, 1 jam dan masing-masing dibagi tiga dalam merefresh otak dan syaraf. Istirahat tidak perlu lama-lama yang penting sesuai kebutuhan," kata dia. Diberitakan sebelumnya, Isuzu Elf menghantam truk tronton bermuatan bata ringan dari arah belakang. Kendaraan berjenis minibus tersebut membawa rombongan berjumlah 22 penumpang dari Surabaya menuju Jogja.
"(Kecelakaan) mengakibatkan 14 orang luka ringan, 6 meninggal dunia dan 2 sehat walafiat," ujar Kapolres Boyolali, AKBP Petrus Parningotan Silalahi. Menurut dugaan polisi, 'biang kerok' kecelakaan tersebut disebabkan sopir Elf yang mengantuk. Kondisi tersebut membuat kendaraan hilang kendali hingga menghantam truk tronton. "Sementara ini kami menduga ada beberapa hal, yang pertama waktu kejadian saat sedang normal-normalnya manusia dalam keadaan tertidur. Kami menduga sopir mengantuk," tutur Petrus. "Utamakan keselamatan, jangan sampai tertidur. Sedetik saja bisa menghilangkan nyawa diri sendiri atau orang lain," tambahnya. Dugaan lain adalah terjadinya over kapasitas. Menurutnya, kendaraan kelebihan kapasitas membuat daya cengkeram rem tak maksimal.
"Biasakan penumpang tidak mager atau merasa nyaman dengan suguhan interior yang apik sehingga mengabaikan peran driver. Tetap selalu lihat gesturnya, prilakunya, gerakan kendaraannya dan lain-lain. Jika nggak normal, tegur dan tanyakan. Kalau perlu, suruh berhenti untuk istirahat sebentar," ungkapnya. Lebih jauh, Sony mengingatkan, perjalanan jauh memang menguras energy dan pikiran. Selain letih, ngantuk kerap datang. Hal tersebut dipengaruhi kondisi pengemudi yang hanya duduk sepanjang hari. Sehingga darah dan oksigen tidak bersirkulasi dengan baik. "Untuk itu dibutuhkan istirahat. Metodenya bisa 15 menit, 30 menit, 1 jam dan masing-masing dibagi tiga dalam merefresh otak dan syaraf. Istirahat tidak perlu lama-lama yang penting sesuai kebutuhan," kata dia. Diberitakan sebelumnya, Isuzu Elf menghantam truk tronton bermuatan bata ringan dari arah belakang. Kendaraan berjenis minibus tersebut membawa rombongan berjumlah 22 penumpang dari Surabaya menuju Jogja.
"(Kecelakaan) mengakibatkan 14 orang luka ringan, 6 meninggal dunia dan 2 sehat walafiat," ujar Kapolres Boyolali, AKBP Petrus Parningotan Silalahi. Menurut dugaan polisi, 'biang kerok' kecelakaan tersebut disebabkan sopir Elf yang mengantuk. Kondisi tersebut membuat kendaraan hilang kendali hingga menghantam truk tronton. "Sementara ini kami menduga ada beberapa hal, yang pertama waktu kejadian saat sedang normal-normalnya manusia dalam keadaan tertidur. Kami menduga sopir mengantuk," tutur Petrus. "Utamakan keselamatan, jangan sampai tertidur. Sedetik saja bisa menghilangkan nyawa diri sendiri atau orang lain," tambahnya. Dugaan lain adalah terjadinya over kapasitas. Menurutnya, kendaraan kelebihan kapasitas membuat daya cengkeram rem tak maksimal.
0 Komentar