PRIA4D - Godaan bepergian naik pesawat mungkin dirasakan oleh sebagian
ibu hamil. Meskipun pada dasarnya aman bagi ibu hamil di usia kehamilan tertentu untuk naik pesawat, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan demi kesehatan ibu dan bayi. Jadi,
bolehkah ibu hamil naik pesawat? Simak ulasan singkat berikut.
Secara umum, sebelum memasuki 36 minggu dan tidak ada masalah pada kehamilannya, aman bagi ibu hamil untuk bepergian naik pesawat. Namun, sebelum naik pesawat pastikan ibu hamil berkonsultasi dengan dokter. Terutama jika ada kekhawatiran bahwa terbang bisa memicu komplikasi kehamilan. Misalnya, jika pada kehamilan sebelumnya ibu mengalami preeklampsia, yakni kondisi yang memicu tekanan darah tinggi dan ekstra protein pada urine, maka bepergian naik pesawat mungkin tidak disarankan. Sementara itu, dilansir dari WebMD, kehamilan trimester kedua mungkin menjadi momentum terbaik untuk terbang. Sebab, pada periode ini, morning sickness yang biasa dialami pada awal kehamilan sudah terlewati. Namun, perut yang membesar bisa membuat situasi seperti manuver pesawat di landasan pacu menjadi hal yang menantang.
Sebelum memutuskan untuk terbang saat hamil, perhatikan hal-hal berikut:
1. Kebijakan maskapai dan asuransi
Hubungi pihak maskapai untuk mengetahui apakah ada syarat khusus bagi ibu hamil untuk terbang. Biasanya, ibu hamil akan diminta membawa surat keterangan sehat atau surat yang menyatakan usia kehamilannya. Surat tersebut dikeluarkan oleh dokter. Selain itu, periksa pula asuransinya. Apakah jika terjadi tindakan darurat selama penerbangan akan ada bantuan medis, dan lain sebagainya.
2. Konsultasi dengan dokter
Beberapa hari atau pekan sebelum terbang, pastikan berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter. Apalagi jika bepergian ke luar negeri. Beberapa hal yang perlu ditanyakan seperti apakah ada barang bawaan atau obat-obatan tertentu yang perlu disiapkan untuk terbang. Lalu, jika bepergian dalam waktu yang cukup lama, konsultasikan kemungkinan jika ibu terpaksa melahirkan di sana. Ibu bisa meminta saran rumah sakit atau dokter di destinasi tujuan untuk mengantisipasi hal tersebut.
3. Hal penting selama terbang
- Selama terbang, pastikan ibu hamil menerapkan hal-hal berikut:
- Menghindari makanan bergas seperti kubis, brokoli, atau minuman berkarbonasi karena akan memicu ketidaknyamanan selama penerbangan.
- Selalu gunakan sabuk pengaman. Gunakan di bawah perut, tepatnya di tulang panggul.
- Pastikan tetap terhidrasi selama penerbangan. Sebab, dehidrasi akan mengurangi aliran darah ke uterus.
- Dokter mungkin juga akan menyarankan ibu untuk banyak bergerak. Misalnya, setiap setengah jam dan ketika penerbangan sedang stabil. Bergerak akan menjaga aliran darah. Jika bergwrak tidak memungkinkan, lunturkan dan rentangkan pergelangan kaki untuk meningkatkan sirkulasi aliran darah.
- Posisi kursi juga sangat penting. Pastikan ibu memilih kursi yang dekat dengan lorong (aisle) sehingga lebih mudah untuk berjalan keluar atau ke kamar mandi. Jika memungkinkan, konsultasikan dengan pihak maskapai posisi kursi yang lebih lega.
4. Pahami bahwa risiko tetap ada
Bahkan jika sudah mematuhi saran dokter dan aturan maskapai, pahami bahwa risiko terbang saat hamil tetaplah ada. Beberapa risiko tersebut seperti pembekuan darah, peningkatan tekanan darah dan detak jantung, radiasi, serta risiko saat pemindaian tubuh. Namun, untuk pemindaian tubuh, ibu hamil biasanya bisa memintanya diganti dengan penggeledahan tangan atau tongkat.
0 Komentar